Nama : Nurhana
Kelas : 2PA16
Npm : 16513669
Tugas 2 Kesehatan
Mental
PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN PERSONAL DAN STRESS
PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN PERSONAL DAN STRESS
A. Penyesuaian Diri
Penyesuaian
diri dalam
bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment. Menurut
Schneiders (dalam Ali dan Ansrori, 2006) definisi penyesuaian diri
dapat ditinjau dari 3 sudut pandang, yaitu penyesuaian diri sebagai bentuk
adaptasi , penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas, dan penyesuaian diri
sebagai usaha penguasaan. Pada mulanya penyesuaian diri sama dengan adaptasi.
-
Penyesuaian diri sebagai bentuk adaptasi pada
umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis atau
biologis.
-
Penyesuaian diri sebagai konformitas terhadap
norma memaknai penyesuaian diri individu sebagai usaha konformitas yang
menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk selalu
menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial,
maupun emosional.
-
Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respon dalam cara-cara
tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi.
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah suatu proses
yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha
individu agar berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangang,
frustasi, konflik-konflik serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara
tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan
tempat individu berada.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri :
a. Penyesuaian
pribadi
Penyesuaian pribadi adalah
penerimaan individu terhadap dirinya sendiri. Penyesuaian pribadi berhubungan
dengan konflik, tekanan dan keadaan dalam diri individu, baik keadaan fisik
maupun keadaan psikis. Penyesuaian pribadi yang baik atau buruk pada prinsipnya
dilandasi oleh sikap dan pandangan terhadap diri dan lingkungan.
b. Penyesuaian sosial
Penyesuaian sosial terjadi
dalam lingkup hubungan sosialtempat individu hidup dan berinteraksi. Individu
bertingkah laku menurut sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang
mereka patuhi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup agar
dapat tetap bertahan dalam jalan yang sehat dari segi kejiwaan dan sosial.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi penyesuaian diri :
a. Kondisi
Fisik
b. Perkembangan
dan Kematangan
c. Penentu
Psikologis
d. Kondisi
Lingkungan
e. Penentu
Kultural
Ada
juga beberapa variasi penyesuaian diri :
a. Penyesuaian
dengan dirinya sendiri (Personal Adjustment)
b. Penyesuaian
sosial (Social Adjustment)
c. Penyesuaian
diri dengan pernikahan (Marital Adjustment)
d. Penyesuaian
diri dengan pekerjaan (Vocational Adjustment).
B.
Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
yang sehat pada waktu yang normal. Proff Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan
pribadi manusia berlangsung secara terus-menerus.
Proses Pertumbuhan Individu secara
fisik
Dari bayi hingga tua kita sebagai manusia normal mengalami
pertumbuhan secara terus menerus. Penyesuaia diri dengan lingkungan nya pun
terus berkembang.
Variasi dalam Pertumbuhan
Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua
individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia,
pertumbuhan fisik, maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat
rintangan-rintangan yang menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan
penyesuaian, baik rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
Kondisi-Kondisi
untuk Bertumbuh
Kondisi jasmani seperti pembawa atau konstitusi fisik dan
tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara
intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani
dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu
dapat menyesuaikan diri nya.
Carl Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi
pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
1. Keikhlasan kemampuan untuk
menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
2. Menghormati
keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan
3. Keinginan yang terus menerus
untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
1. Faktor biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang,
kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
2. Faktor geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan
nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3. Faktor budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam
kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang
sama memiliki kepribadian yang sama juga.
Selain itu, ada satu hal yang tidak kalah penting berkaitan dengan
penyesuaian diri dan pertumbuhan personal adalah komunikasi. Dengan kemampuan
komunikasi yang baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan personal seseorang
juga akan berjalan baik.
2. STESS
A. Arti Penting Stress
Stres merupakan
suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individudihadapkan
pada peluang,
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang
dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak
pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum
rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stres
tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena
stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandangtekanan berupa beban kerja yang berat dan
tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan
mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para
peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan
di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari
stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres
hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan
memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres
hambatan.
B. Tipe-Tipe
Stress Pikologis
Menurut Maramis (1990) ada empat tipe stress
psikologis yaitu:
a. Frustasi
Muncul karena adanya kegagalan saat
ingin mencapai suatu tujuan.Frustasi adaa yang bersifat intrinsik (cacat badan
dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,bencana
alam,kematian,pengangguran,perselingkuhan,dll)
b. Konflik
Ditimbulkan karena ketidakmampuan
memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan atau tujuan. Bentuk konflik
digolongkan menjadi tiga bagian yaitu approach-approach
conflict,approach-avoidant conflict,avoidant-avoidant conflict.
c. Tekanan
Tekanan timbul dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat berasal dalam diri individu.Tekanan juga dapat berasal
dari luar diri individu.
d. Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi
individu merasakan kekhawatiran, kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman
yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.
C. Symptom-Reducing Responses terhadap Stres
Kehidupan akan terus berjalan
seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan
terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu
memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya
masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
· Gejal Stres
Stres menampakkan diri dengan berbagai cara. Sebagai contoh, seorang
individu yang sedang stres berat mungkin mengalami tekanan
darah tinggi, seriawan, jadi
mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera
makan, rentan terhadap kecelakaan, dan sebagainya. Akibat stres dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis,
gejalapsikologis,
dan gejala perilaku.
Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis. Terdapat riset yang menyimpulkan
bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme,
meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan
darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicuserangan
jantung.
Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat
menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan. Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari
stres. Namun stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain,
misalnya, ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka
menunda-nunda pekerjaan.
Gejala stres yang berkaitan dengan
perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan
perputaran karyawan, selain
juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan
waktu tidur. Ada banyak riset yang menyelidiki hubungan stres-kinerja. Pola
yang paling banyak dipelajari dalam literatur stres-kinerja adalah hubungan
U-terbalik. Logika yang mendasarinya adalah bahwa tingkat stres rendah sampai
menengah merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuannya untuk bereaksi. Pola U-terbalik ini menggambarkan
reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan terhadap perubahan dalam
intensitas stres.
·
Mengurangi
Stres
Stres dapat diatasi atau
diringankan dampaknya dengan cara:
1. mengkonsultasikan masalah yang sedang dihadapi kepada
psikiater atau rekan kerja atau teman dekat.
2. melakukan
olahraga ringan.
3. mengkonsumsi
bahan makanan kaya gizi
4. menonton
acara komedian atau lawak
D. Pendekatan "Problem Solving" terhadap
Stres
Salah satu cara
dalam menangani stress yaitu menggunakan metode biofeddback, tekniknya adalah
mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar untuk
menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit
sebagai Feedback.
Melakukan sugesti untuk diri
sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita
sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan berhasil
ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada Tuhan).
Strategi
Coping untuk Mengatasi Stress
Menghilangkan
stress mekanisme pertahanan dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut
Lazurus penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Coping yang
berfokus pada masalah (problem focused coping) adalah istilah
Lazurus untuk strategi kognitif untuk penanganan dtress atau coping yang
digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha
menyelesaikannya.
2. Coping yang
berfokus pada emosi (problem focused coping) adalah isitlah Lazurus untuk
strategi penanganan stress diaman individu memberikan respon terhadad situasi
stress dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penialaian defensif.
·
Strategi Penanganan stress dengan
mendekat dan menghindar
1. Strategi
mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab
stress dan usaha untuk mengahadapi penyebab stress tersebut dengan cara
mengahadapi penyebabnya atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung.
2. Strategi menghindar (avoidance strategies)
meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stress
dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik
diri atau menghindar dari penyebab stress.
Sumber :
http://dhiyadhey.blogspot.com/2014/05/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html
http://cindyynatalia.blogspot.com/2014/04/penyesuaian-diri-pertumbuhan-personal.html
http://irmasusandar.blogspot.com/2014/04/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan-stres.html