Tenaga
nuklir di Jepang
Energi nuklir
merupakan prioritas nasional di Jepang, tapi belakangan ini sudah muncul kecemasan terhadap
kemampuan pembangkit-pembangkit nuklir di Jepang dalam menghadapi aktivitas
seismik. Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir Kashiwazaki-Kariwa ditutup sepenuhnya selama
21 bulan karena adanya gempa bumi pada tahun 2007.
Pada tahun 2011, karena adanya tsunami dan
gempa bumi, serta kegagalan sistem pendingin di PLTN
Fukushima I pada bulan Maret 2011, maka pemerintah Jepang
mengumumkan keadaan bahaya nuklir. Pernyataan bahya nuklir ini merupakan
pernyataan bahaya nuklir pertama kalinya di Jepang. Ada 140.000 orang penduduk
yang tinggal di sekitar 20 kilometer dari pembangkit listrik terpaksa
mengungsi. Jumlah material radioaktif yang terlepas sampai saat ini belum
diketahui, karena krisisnya masih berlangsung sampai sekarang.
Pada tanggal 6 Mei 2011, Perdana Menteri Jepang Naoto Kan
memerintahkan agar Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir Hamaoka segera ditutup karena diperkirakan
akan ada gempa bumi berkekuatan 8.0 skala richter atau lebih di kawasan itu
dalam waktu 30 tahun ke depan. Kan berkeinginan agar bencana nuklir Fukushima
2011 tidak terulang lagi satu hari nanti. Pada tanggal 9 Mei 2011, Chubu
Electric memutuskan untuk mematuhi permintaan pemerintah. Kan kemudian membuat
kebijakan energi baru yang isinya adalah mengurangi ketergantungan terhadap
energi nuklir.
Masalah yang muncul dalam penyelesaian bencana nuklir Fukushima I
memunculkan sikap yang lebih keras terhadap energi nuklir.
Pada bulan Juni 2011, "lebih dari 80 persen orang Jepang menyatakan bahwa
mereka anti-nuklir dan tidak
mempercayai informasi dari pemerintah tentang radiasi.
Sebuah polling yang diadakan setelah bencana Fukushima menyatakan bahwa antara
41 dan 54 persen orang Jepang mendukung penutupan atau pengurangan jumlah
pembangkit listrik nuklir. Ribuan orang melakukan aksi unjuk rasa di pusat kota
Tokyo pada bulan September 2011, sambil meneriakkan “Selamat tinggal energi
nuklir” dan menyebarkan banner yang isinya tentang menghimbau pemerintah Jepang
agar meninggalkan energi atom ini.[11]
Pada bulan Oktober 2011, tinggal 11 pembangkit listrik nuklir yang beroperasi
di Jepang. Meskipun Jepang sempat mengalami krisis listrik, tapi negara ini
berhasil selamat dari pemadaman listrik besar-besaran di musim panas lalu.[12][13][14]
Saat ini negara ini sedang berusaha mengandalkan sumber lain untuk menghasilkan
listrik. Sebuah proposal energi baru telah disetujui oleh anggota kabinet pada
bulan Oktober 2011. Proposal itu kira-kira berisi tentang kepercayaan publik
yang menurun drastis terhadap keamanan energi nuklir karena adanya bencana
Fukushima, dan oleh karena itu negara akan mengurangi ketergantungan terhadap
energi nuklir.
Dampak
Negatif Nuklir :
Energi nuklir tidak hanya menyumbangkan
hal-hal yang positif tetapi juga dapat
memberikan dampak negatif, di antaranya adalah :
a. Pembangkit Tenaga
Listrik
1) Butuh biaya yang besar untuk
sistem penyimpanannya disebabkan dari bahaya radiasi energi nuklir itu sendiri.
2) Masalah kepemilikan energi
nuklir disebabkan karena bahayanya massal.
3) Produk buangannya yang sangat
radioaktif nuklir sebagai senjata pemusnah.
b. Bahaya Nuklir
bagi Kesehatan
Dampak bahaya radiasi nuklir lebih banyak mempengaruhi kesehatan.
Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor
nuklir antara lain : 1) Mual muntah. 2) Diare. 3) Sakit kepala. 4) Demam.
Sementara itu, dampak yang baru muncul setelah terpapar radiasi nuklir selama
beberapa hari di antaranya adalah sebagai berikut :
1) Pusing, mata berkunang-kunang
2) Disorientasi atau bingung menentukan arah
3) Lemah, letih dan tampak lesu
4) Kerontokan rambut dan kebotakan
5) Muntah darah atau berak darah
6) Tekanan darah rendah
7) Luka susah sembuh.
Dampak kronis alias jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya
justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan
tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun. Beberapa dampak mematikan akibat
paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain sebagai berikut : 1) Kanker.
2) Penuaan dini. 3) Gangguan sistem saraf dan reproduksi, dan 4) Mutasi
genetic.
Dampak Positif Nuklir :
1. Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil dan perlindungan lingkungan. Pembangkitan listrik bertanggungjawab atas 25% konsumsi bahan bakar fossil dunia. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama.
2. PLTN secara langsung memberi manfaat kepada negara-negara berkembang. Makin besar sumbangan nuklir, makin rendah laju peningkatan harga-harga bahan bakar fossil. Karena, biaya energi yang tinggi berarti bahwa makin banyak usaha diberikan dalam mendapatkan energi dan makin sedikit dihasilkan barang dan jasa. Sumber daya yang telah dibebaskan dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang atau untuk tujuan-tujuan sosial-ekonomi.
3. Dalam operasi normal PLTN sangat sedikit menyebabkan kerusakan lingkungan dan bermanfaat bila mereka menggantikan pembangkit-pembangkit yang mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka akan membantu mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.
4. Energi nuklir telah memainkan peran signifikan dalam suplai listrik dunia dan sumber utama listrik di sejumlah negara. Produksi listrik dunia dari nuklir tumbuh cepat dan kini menyumbang hampir seperlima listrik yang dibangkitkan di negara-negara industri atau 17% pada produksi listrik dunia, dan berkisar 5% konsumsi energi primer dunia.
5. Kebijakan non-nuklir akan mendorong peningkatan harga-harga energi, menyebabkan kerentanan ekonomi, membuat industri kurang kompetitif, mengurangi standar-standar kehidupan dan menimbulkan risiko pengangguran lebih tinggi.
6. PLTN telah terbukti dan mempunyai potensial paling besar dalam sumber-sumber daya yang menawarkan prospek jangka panjang untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan energi dunia sambil tetap menjaga harga energi mendekati tingkat yang sekarang. Harga listrik nuklir tidak perlu bertambah secara signifikan di atas yang sekarang dialami karena biaya-biaya bahan bakar adalah merupakan bagian yang paling kecil dari biaya total produksinya, terutama dalam reaktor cepat.
7. Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi nuklir berguna untuk menentukan sifat dari bebatuan sekitar seperti porositas dan litografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan neutron atau sumber energi sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang akan diperiksa.
8. Pada konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan kepadatan yang menggunakan nuklir digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal, dan beton. Biasanya digunakan cesium-137 sebagai sumber energi nuklirnya.
9. Aplikasi medis dari teknologi nuklir dibagi menjadi diagnosa dan terapi radiasi, perawatan yang efektif bagi penderita kanker. Pencitraan (sinar X dan sebagainya), penggunaan Teknesium untuk diberikan pada molekul organik, pencarian jejak radioaktif dalam tubuh sebelum diekskresikan oleh ginjal, dan lain-lain.
1. Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil dan perlindungan lingkungan. Pembangkitan listrik bertanggungjawab atas 25% konsumsi bahan bakar fossil dunia. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama.
2. PLTN secara langsung memberi manfaat kepada negara-negara berkembang. Makin besar sumbangan nuklir, makin rendah laju peningkatan harga-harga bahan bakar fossil. Karena, biaya energi yang tinggi berarti bahwa makin banyak usaha diberikan dalam mendapatkan energi dan makin sedikit dihasilkan barang dan jasa. Sumber daya yang telah dibebaskan dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang atau untuk tujuan-tujuan sosial-ekonomi.
3. Dalam operasi normal PLTN sangat sedikit menyebabkan kerusakan lingkungan dan bermanfaat bila mereka menggantikan pembangkit-pembangkit yang mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka akan membantu mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.
4. Energi nuklir telah memainkan peran signifikan dalam suplai listrik dunia dan sumber utama listrik di sejumlah negara. Produksi listrik dunia dari nuklir tumbuh cepat dan kini menyumbang hampir seperlima listrik yang dibangkitkan di negara-negara industri atau 17% pada produksi listrik dunia, dan berkisar 5% konsumsi energi primer dunia.
5. Kebijakan non-nuklir akan mendorong peningkatan harga-harga energi, menyebabkan kerentanan ekonomi, membuat industri kurang kompetitif, mengurangi standar-standar kehidupan dan menimbulkan risiko pengangguran lebih tinggi.
6. PLTN telah terbukti dan mempunyai potensial paling besar dalam sumber-sumber daya yang menawarkan prospek jangka panjang untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan energi dunia sambil tetap menjaga harga energi mendekati tingkat yang sekarang. Harga listrik nuklir tidak perlu bertambah secara signifikan di atas yang sekarang dialami karena biaya-biaya bahan bakar adalah merupakan bagian yang paling kecil dari biaya total produksinya, terutama dalam reaktor cepat.
7. Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi nuklir berguna untuk menentukan sifat dari bebatuan sekitar seperti porositas dan litografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan neutron atau sumber energi sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang akan diperiksa.
8. Pada konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan kepadatan yang menggunakan nuklir digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal, dan beton. Biasanya digunakan cesium-137 sebagai sumber energi nuklirnya.
9. Aplikasi medis dari teknologi nuklir dibagi menjadi diagnosa dan terapi radiasi, perawatan yang efektif bagi penderita kanker. Pencitraan (sinar X dan sebagainya), penggunaan Teknesium untuk diberikan pada molekul organik, pencarian jejak radioaktif dalam tubuh sebelum diekskresikan oleh ginjal, dan lain-lain.
Sumber :