Nama
: Nurhana
Kelas
: 2 PA 16
Npm
: 16513669
Tugas
ke 4 KESEHATAN MENTAL
Pekerjaan dan waktu luang & Self Directed
Changes
A. Penyesuaian
Diri dalam Pekerjaan
Ketika
nilai-nilai dan kemampuan yang cocok dengan Pola Kemampuan Kerja dan Pola
penguat Kerja, konselor memiliki tiga alat yang tersedia: Pentingnya Minnesota
Kuesioner bentuk laporan, manual GATB (Departemen Tenaga Kerja Amerika,
1979), danMinnesota Occupational Reinforcer Patterns (MOSC). Semua dapat
membantu dalam mengidentifikasi pekerjaan. Yang berguna bagi klien untuk
mengeksplorasi lebih lanjut. Selain itu, konsep yang relatif baru namun
bermanfaat adalah bahwa gaya penyesuaian. Konsep ini menyangkut tingkat
kesesuaian antara orang dan lingkungan. Empat kualitas ini cocok menggambarkan:
fleksibilitas, keaktifan, reactiveness, dan ketekunan. Semua alat ini dapat
membantu klien dan konselor menggunakan kekayaan informasi dan mempersempit
jumlah alternatif kerja sehingga klien dapat memiliki sejumlah pilihan. Ketika
klien mengambil Minnesota Importance Questionnaire, mereka menerima nilai
pada enam nilai-nilai dan kebutuhan dijelaskan sebelumnya 20 pada 90 sebuah
pekerjaan.
· Menjelaskan
tentang kepuasan kerja perubahan dalam persediaan dan permintaan dan pergantian
pekerjaan.
· Dalam
hal dunia kerja pentingnya diri sendiri untuk menyesuaikan dengan pekerjaan
tersebut, penyesuain diri pekerjaan ini sangat penting untuk memahami kepuasan
kerja, penyesuain dalam persediaan dan permintaan dan pergantian pekerjaan. Hal
ini sangat wajar dalam di dunia pekerjaan.
· Pengertian
Kepuasaan Kerja menurut Wexley dan Yukl: mengartikan kepuasan kerja sebagai “the
way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja
adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan
bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam
diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan
yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya,
kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja,
dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan
dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
B. Waktu
Luang
Tidak
ada yang suka bekerja sepanjang waktu. Sebagian besar dari kita menginginkan
pergi ke sendiri dan dengan keluarga kita. Istilah tradisional yang digunakan
untuk waktu tidak bekerja seperti itu liburan, secara harfiah berarti “waktu
off bekerja atau tugas.” Kebanyakan dari kita berpikir bahwa kita memiliki
waktu luang lebih baik. Namun peningkatan waktu luang sekarang menimbulkan
masalah bagi banyak orang.
Saat
ini, banyak yang menggabungkan kekuatan untuk membawa kita lebih banyak waktu
luang. Di satu sisi, meningkatnya penggunaan komputer dan bentuk lain otomatis
lebih banyak dilakukan dengan pekerja lebih sedikit dan sedikit waktu. Pada
saat yang sama, memasuki pasar tenaga kerja untuk yang lebih muda, perempuan
dewasa dan ancaman minoritas mempertahankan tingkat pengangguran yang tinggi
atau mengubah distribusi pekerja. Rata-rata pekerja sekarang memiliki liburan
dibayar dan hari libur, dan janji jangka waktu yang lebih mendukung pensiun
penghasilan. Sementara inflasi, pajak yang lebih tinggi dan peningkatan biaya
pendidikan (dan hampir segala sesuatu yang lain) mengancam offset manfaat ini,
tren jangka panjang terhadap waktu bebas lebih banyak.
Self – Directed Changes
A. Konsep dan Penerapan
Self-directed changes: Mahasiswa mengetahui dan
termotivasi untuk melakukan perubahan pribadi dengan melalui tahapan:
1.
Meningkatkan kontrol diri
Mendasarkan
diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu
dapat terjadi sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan
oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga
adanya motivasi internal serta belajar yang efektif.
2.
Menetapkan tujuan
Dimaksudkan
untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti
dapat mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin
dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan hidupnya,
cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan
mampu mengarahkan dirinya.
3.
Pencatatan perilaku
Menguatkan
perilaku ulang kalau individu merasa bisa mengambil manfaat dari perilaku yang
pernah dilakukan sebelumnya, kemungkinan lain yang bisa menjadikan seseorang
mengulang perilaku sebelumnya karena merasa senang dengan apa yang pernah
dilakukan
4.
Menyaring anteseden perilaku
Bisa
membagi perilaku sasaran ke dalam perubahan, serta membantu individu agar lebih
siap dalam mempelajari perilaku tersebut. Pemahaman akan anteseden perilaku
membantu individu agar dapat dengan tepat memilih nilai-nilai dan merencanakan
strategi.
5.
Menyusun konsekuensi yang efektif
Pemahaman
dalam arti sehat mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam
melakukan mobilitas untuk melakukan segala sesuatu aktifitas –aktifitas yang
dilakukan oleh manusia, dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi
aktivitas motoris, emosional,dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.
6.
Menerapkan perencana intervensi
Membawa
perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik. Dalam arti pemahaman
nilai-nilai, karakter / watak, dan cara cara berperilaku secara individual.
Dalam arti kita harus lebih memahami cara berperilaku pada kegiatan proses
pembentukan watak dan pembelajaran secara terencana.
7.
Evaluasi
Faktor
yang penting untuk mencapai kematangan pribadi, sedangkan salah satu faktor
penting untuk mengetahui keefektivan adalah evaluasi baik terhadap proses
maupun hasil pembelajaran.
Sumber
: