Tuesday, June 9, 2015

Hubungan Interpersonal dan Cinta dan Perkawinan



Nama : Nurhana
Kelas : 2PA16
Npm : 16513669 

Tugas Ke 3 Kesehatan Mental

1. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content
melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik
hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin
cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
A.  Model Hubungan Interpersonal
1.      Model pertukaran sosial (social exchange model).
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya). 

2.      Model peranan (role model).
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.

3.      Model permainan (games people play model).
Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
a)      Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
b)     Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional).
c)      Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).

4.      Model Interaksional (interacsional model).
Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.

B.      Memulai Hubungan
Saat memulai hubungan ada 2 tahap yang harus dijalankan, yaitu :
a.       Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
b.      Peneguhan hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah.
C.      Hubungan Peran
a.       Model Peran
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara.
b.      Konflik
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan.
c.       Adequacy Peran dan Autentisitas Dalam Hubungan Peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.
d.      Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sebagai konsekuensi adanya daya tarik menyebabkan interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau terjalin hubungan intim pada :
1)      Persaudaraan
Hubungan intik ini didasarkan pada hubungan darah.
2)      Persahabatan
Persahabatan biasanya terjadi pada dua individu yang didasarkan pada banyak persamaan.
3)      Percintaan
Persahabatan antar pria dan wanita bisa berubah mejadi cinta, jika dua individu itu merasa sebagai pasangan yang potensial seksual.
D.     Intimasi dan Hubungan Pribadi
Pendapat beberapa ahli mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
a.       Menurut Shadily dan Echols (1990) mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan kekeluargaan.
b.      Menurut Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c.       Menurut Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
E.      Intimasi dan Pertumbuhan
Dalam suatu hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan atau mungkin hanya salah satu di antaranya itu di dalam suatu hubungan maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan langgeng atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan tidak merasakan kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah hubungan tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun hubungan yang harmonis dan langgeng.







2. Cinta dan Perkawinan
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarika pribadi. Cinta itu mendatangkan segala jenis emosi, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Cinta memiliki tiga dimensi, yaitu hasrat (passion), keintiman (intimacy), dan Komitmen (commitmen). Cinta dapat menyebabkan seseorang melakukan apapun untuk mempertahankannya.
   Perkawinan merupakan ikatan sosial atau perjanjian hukun antara pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan. Merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antara pribadi yang biasanya intim dan seksual.perkawinan biasanya bertujuan untuk membuat keluarga baru.
A. Memilih Pasangan
Memilih pasangan hidup bukanlah perkara mudah. Pasalnya, banyak orang yang merasa tidak sreg ketika mereka ditawari untuk memilih suami atau memilih istri, tak seperti memilih pacar yang bisa dengan mudah dilakukan. Menurut mereka, pasangan hidup adalah orang yang diajak untuk susah senang bersama, yang diharapkan hanya akan ada yang pertama dan yang terakhir. Itu sebabnya memilih pasangan hidup jauh lebih susah dibandingkan dengan memilih pekerjaan atau tempat sekolah.

B.      Hubungan Dalam Perkawinan
Menurut Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti.  Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling merasakannya.
a.       Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan.
b.      Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya.
c.       Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya.
d.      Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku  yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda.
e.       Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn.  Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain.

C. Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Sebuah perkawinan pastilah memerlukan sebuah penyesuaian untuk kedua pasangan. Penyesuaian akan menjadi sebuah bentuk relasi yang saling menguatkan. Relasi tersebut seperti hunbungan hangan dan erat, saling percaya, dan kenyamanan. Setiap pernikahan selalu ada yang namanya konflik. Tapi kedua pasangan harus menyelesaikannya sendiri konflik itu dengan pemikiran dewasa.
D. Perceraian dan Perkawinan Kembali
Konflik yang berlarut-larut dan tidak dapat diselesaikan menyebabkan kedua pasangan mengambil keputusan untuk bercerai. Karena mereka menganggap sedah tidak ada lagi kepercayaan dan banyaknya keegoisan diantara mereka. Perceraian merupakan sebuah keputusan antara kedua pasangan untuk berpisah.
Seringkali pasangan yang sudah bercerai menginginkan pernikahannya kembali. Mengapa demikian? Ada banyak faktor yang menyebabkannya, bisa dari kebutuhan individu membutuhkan pasangan hidup, ekonomi, dan pendidikan. Sukses dalam sebuah pernikahan baru, jika individu dapat menyadari kesalahan apa yang terjadi dari pernikahan sebelumnya dan jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati.
E. Alternatif Selain Perkawinan
Paradigma terhadap lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan?
Ada banyak alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.

Sumber :

No comments:

Post a Comment

Welcome

Tuesday, June 9, 2015

Hubungan Interpersonal dan Cinta dan Perkawinan

Posted by Unknown at 2:42 PM


Nama : Nurhana
Kelas : 2PA16
Npm : 16513669 

Tugas Ke 3 Kesehatan Mental

1. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content
melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik
hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin
cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
A.  Model Hubungan Interpersonal
1.      Model pertukaran sosial (social exchange model).
Hubungan interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya). 

2.      Model peranan (role model).
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.

3.      Model permainan (games people play model).
Model menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
a)      Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
b)     Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional).
c)      Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).

4.      Model Interaksional (interacsional model).
Model ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.

B.      Memulai Hubungan
Saat memulai hubungan ada 2 tahap yang harus dijalankan, yaitu :
a.       Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
b.      Peneguhan hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah.
C.      Hubungan Peran
a.       Model Peran
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara.
b.      Konflik
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan.
c.       Adequacy Peran dan Autentisitas Dalam Hubungan Peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.
d.      Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sebagai konsekuensi adanya daya tarik menyebabkan interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau terjalin hubungan intim pada :
1)      Persaudaraan
Hubungan intik ini didasarkan pada hubungan darah.
2)      Persahabatan
Persahabatan biasanya terjadi pada dua individu yang didasarkan pada banyak persamaan.
3)      Percintaan
Persahabatan antar pria dan wanita bisa berubah mejadi cinta, jika dua individu itu merasa sebagai pasangan yang potensial seksual.
D.     Intimasi dan Hubungan Pribadi
Pendapat beberapa ahli mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
a.       Menurut Shadily dan Echols (1990) mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan kekeluargaan.
b.      Menurut Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c.       Menurut Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
E.      Intimasi dan Pertumbuhan
Dalam suatu hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan atau mungkin hanya salah satu di antaranya itu di dalam suatu hubungan maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan langgeng atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan tidak merasakan kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah hubungan tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun hubungan yang harmonis dan langgeng.







2. Cinta dan Perkawinan
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarika pribadi. Cinta itu mendatangkan segala jenis emosi, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Cinta memiliki tiga dimensi, yaitu hasrat (passion), keintiman (intimacy), dan Komitmen (commitmen). Cinta dapat menyebabkan seseorang melakukan apapun untuk mempertahankannya.
   Perkawinan merupakan ikatan sosial atau perjanjian hukun antara pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan. Merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antara pribadi yang biasanya intim dan seksual.perkawinan biasanya bertujuan untuk membuat keluarga baru.
A. Memilih Pasangan
Memilih pasangan hidup bukanlah perkara mudah. Pasalnya, banyak orang yang merasa tidak sreg ketika mereka ditawari untuk memilih suami atau memilih istri, tak seperti memilih pacar yang bisa dengan mudah dilakukan. Menurut mereka, pasangan hidup adalah orang yang diajak untuk susah senang bersama, yang diharapkan hanya akan ada yang pertama dan yang terakhir. Itu sebabnya memilih pasangan hidup jauh lebih susah dibandingkan dengan memilih pekerjaan atau tempat sekolah.

B.      Hubungan Dalam Perkawinan
Menurut Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti.  Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling merasakannya.
a.       Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan.
b.      Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya.
c.       Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya.
d.      Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku  yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda.
e.       Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn.  Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain.

C. Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Sebuah perkawinan pastilah memerlukan sebuah penyesuaian untuk kedua pasangan. Penyesuaian akan menjadi sebuah bentuk relasi yang saling menguatkan. Relasi tersebut seperti hunbungan hangan dan erat, saling percaya, dan kenyamanan. Setiap pernikahan selalu ada yang namanya konflik. Tapi kedua pasangan harus menyelesaikannya sendiri konflik itu dengan pemikiran dewasa.
D. Perceraian dan Perkawinan Kembali
Konflik yang berlarut-larut dan tidak dapat diselesaikan menyebabkan kedua pasangan mengambil keputusan untuk bercerai. Karena mereka menganggap sedah tidak ada lagi kepercayaan dan banyaknya keegoisan diantara mereka. Perceraian merupakan sebuah keputusan antara kedua pasangan untuk berpisah.
Seringkali pasangan yang sudah bercerai menginginkan pernikahannya kembali. Mengapa demikian? Ada banyak faktor yang menyebabkannya, bisa dari kebutuhan individu membutuhkan pasangan hidup, ekonomi, dan pendidikan. Sukses dalam sebuah pernikahan baru, jika individu dapat menyadari kesalahan apa yang terjadi dari pernikahan sebelumnya dan jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati.
E. Alternatif Selain Perkawinan
Paradigma terhadap lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan?
Ada banyak alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.

Sumber :

0 comments on "Hubungan Interpersonal dan Cinta dan Perkawinan"

Post a Comment